Ads Top

Akhmad Sahal: "Islam Di Mata Ahok: Obrolan Maksi dengan Pak Gubernur"

Suasana makan siang Gus Sahal dan Ahok di balai kota.
Kemarin (15/9/ 2015) saya maksi dengan Pak @basuki_btp di Balaikota. Ikut jg @TatiWardi @imadya @saidiman @ProfetikaEkkles Sirajudin Abas. Dalam acara maksi yang berlangsung hampir dua jam tersebut, Ahok bicara banyak tentang pelbagai problem Jakarta. Suasananya sante, informal.

Ketika @TatiWardi nanya ke Ahok soal Islamic Center, tentang visi dan programnya, Ahok lantas mengungkap pandangannya tentang ISLAM. Pandangan Ahok tentang Islam bertolak dari pergulatannya sebagai Keturunan yang nonmuslim dalam bergumul dan berinteraksi dengan kalangan Islam.

Kultwit  tentang "Islam di Mata Ahok" ini terbagi dalam dua bagian (1) Pandangan Ahok tentang islam. (2) Tanggapan personal saya terhadapnya.

Menurut Ahok, ia dibesarkan dalam lingkungan muslim, jadi sejak kecil akrab dengan Islam, dan merasa terlibat dengan "nasib" masyarakat muslim. Persoalan utama tentang Islam yang cukup lama menggelayut di benak Ahok adalah ini: "Kenapa kaum muslim sekarang mengalami kemunduran?"

Menariknya, Ahok tidak bilang "kalian" ketika bicara tentang "umat islam", tapi menyebut "kita". Tanya Ahok: "kenapa kita sekarang mundur?". Pas bilang "kenapa kita mundur," Ahok mungkin lupa kalo dia nonmuslim. Atau mungkin karena ngomongnya sama saya. Biar saya ga tersinggung :) Tapi apapun alasannya, saya menangkap adanya sikap Ahok yang coba melihat persoalan dari dalam, dari perspektif internal muslim sendiri.

Pertanyaan "kenapa muslim sekarang mundur" yang banyak diajukan kalangan muslim pembaharu, menjadi menarik ketika dilontarkan seorang AHOK.
Kata Ahok, dulu saat Barat masih terbelakang, masih memantik api dari batu, peradaban Islam di Baghdad, Kairo, Andalusia sudah unggul. Tapi sekarang negara dan komunitas muslim jauh tertinggal dari Barat. Kenapa ini terjadi? Ahok mengawali jawabannya dengan cerita pribadi.

Suatu kali Ahok bertemu dengan  seorang Ustadz dari China daratan, Ust Abu Bakar, yang hapal qur'an, pinter bhs Arab, dan lulusan Harvard. Selain itu, Ust Abu Bakar punya jiwa enterpreneusrhip dengan ethos kerja modern sekaligus berdasar Islam. Islami sekaligus modern.
Bagi Ahok, Ust China Daratan tersebut merupakan model yang harusnya ada dalam Peradaban Islam: Islami, berakar pada budayanya, sekaligus modern.
Bagi Ahok, kalo muslim betul-betul meneladani Nabi Muhammad, mereka mestinya jadi manusia-manusia kreatif, baik dalam pikiran maupun tindakan.
Bagi Ahok, manusia-manusia kreatif lahir dari kultur dengan ethos kerja dan wiraswasta, yang selalu adaptif terhadap perubahan zaman dan tempat.

Kultur semacam itu, menurut Ahok, bisa dijumpai pada Nabi Muhammad, yang nota bene seorang pedagang dan wiraswastawan. Kata Ahok, "Muhammad jadi Nabi bukan semata-mata karena prerogatif Tuhan, tapi juga karena keunggulannya sebagai manusia dalam menghadapi tantangan hidupnya."

Bagi Ahok, keunggulan Nabi Muhammad sebagai manusia tercermin dalam keberhasilannya sebagai usahawan, dan visinya yang jauh maju ke depan. Salah satu visi Nabi Muhammad yang dikagumi Ahok terangkum dalam hadits "Carilah ilmu ke negeri China." Tafsiran Ahok tentang ini menarik, setelah bergumul dalam pencarian bertahun-tahun tentang apa makna hadits tersebut, Ahok menyimpukan bahwa hadits tersebut tak sekedar tentang jarak geografis. Hadits tersebut, menurut Ahok, adalah perintah Nabi untuk mengambil pelajaran dari Peradaban China saat itu yang maju, yang berdasar paham Confusius.

Ada 3 ajaran Confisius dalam soal ini: kesetaraan dan anti diskriminasi dalam pendidikan, pentingnya pemerataan, dan pemimpin yang lurus.

Bagi Ahok, hadits di atas mencerminkan sikap Nabi sebagai wiraswastawan yang terbuka terhadap peradaban lain yang maju. Ini keunggulan Muhammad.
Bagi Ahok, wirausahawan cenderung cari teman bukan musuh, mau balajar dari budaya lain yang lebih maju, dan harus kreatif agar tetap eksis. Wirausaha yang ditekankan Ahok tak semata-mata tentang berdagang, tapi tentang kreativitas dan terbuka terhadap kultur lain. Ini syarat bagi kemajuan.

Bagi Ahok, Peradaban Barat yang tadinya terbelakang bisa menjadi maju karena kuatnya kultur kreatif: mau dan berani untuk mencipta hal baru. Kreativitas mensyaratkan adanya kemauan untuk melakukan eksplorasi dan pencarian tanpa henti terhadap segala hal. Bersikap rasional dan kritis!

Pelajaran dari barat: kultur kreatif akan subur dalam peradaban yang ramah enterpreneurship dan wirausaha akan subur dalam iklim yang kreatif.

Nah menurut Ahok, watak dasar Islam sejatinya menghargai enterpreneurship dan kreativitas, dan itu yang membuat peradaban Islam dulu maju. Menurut Ahok, peradaban Islam belakangan ini mundur karena tidak kondusif lagi terhadap berkembangnya kreativitas dan sikap kritis.

Dengan kerangka berpikir itulah Ahok berharap masyarakat muslim di Indonesia mengembangkan pendidikan yang tak sekedar menghapal, tapi juga kritis. Ahok melihat, pendidikan Islam di Indonesia masih berkutat pada hapalan ketimbang menanamkan karakter dan ethos kerja yang pro kemajuan. Karena itulah Ahok ingin agar muslim Indonesia bisa menjadi kaum yang ramah terhadap kultur kreatif, agar peradaban Islam bisa maju lagi.

Pandangan Ahok tentang "kenapa Peradaban islam mundur, dan bagamana agar bisa maju" ini buat saya menarik, karena beberapa alasan.

(bagian 2: "Islam Di Mata Ahok"...)

1 comment:

  1. Butuh banyak orang seperti mas sahal yg menjembatani komunikasi hubungan antar umat beragama. Dengan bgitu masing2 umat akan tau jelas pandangan umat agama lain mengenai agama kita. Bukan hanya sebatas prasangka saja.

    ReplyDelete

Powered by Blogger.