Ads Top

Dengan Air Mata Basahi Pipi, Wagub Deddy Berorasi Di Depan Demonstran Bandung

Foto: Mukhlis Dinillah (detik.com)
Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar meneteskan air mata saat berorasi di hadapan seribuan orang ormas islam Jawa Barat di depan Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Jumat (18/11/2016). Deddy meminta kasus dugaan penistaan agama oleh Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, diselesaikan dengan seadil-adilnya.

Massa sudah berkumpul di depan Gedung Sate usai Jumatan tadi siang. Mereka berjalan kaki dari Masjid Pusdai, yang berjarak sekitar 400 meter. Deddy menghampiri massa sekitar pukul 16.00 WIB setelah diminta untuk mendengarkan petisi atas kasus dugaan penistaan agama oleh Ahok. Setelah mendengarkan petisi, Deddy yang berdiri di atas mobil bak lalu dipersilahkan menyampaikan orasinya.

Dalam orasinya, Deddy mendorong penegak hukum segera menyelesaikan persoalan ini dengan seadil-adilnya. Sebab, sambung dia, jika dibiarkan berlartu-larut akan berdampak terhadap perpecahan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Persoalan ini akan berakibat panjang kalau tidak cepat diselesaikan dengan baik dan seadil-adilnya. Persoalan ini sudah semakin melebar, harus segera dihentikan karena khawatir memecah belah NKRI," kata Demiz.

Menurutnya keutuhan NKRI selama ini tak lepas dari peran umat islam yang merupakan mayoritas di Indonesia. "Berapa banyak pejabat kita yang disumpah pakai Al Quran, kalau negara tidak bisa melindungi kesucian Al Quran maka mau jadi apa negara ini. Lebih baik saya kehilangan jabatan daripada kehilangan keimanan saya," ujar dia.

Seketika suara Deddy bergetar. Wajahnya memerah dan air mata mulai menggenangi matanya. Air matanya mulai mengalir membasahi pipinya sambil mengucapkan kata-kata terakhir sebelum menutup orasinya.

"Saya tetap akan tetap bersama kalian," sambil menyeka air mata dipipinya dan menutup orasinya.

Massa pun bubar sekitar pukul 17.00 WIB. Seperti diketahui saat ini kasus ini sudah dalam tahap penyidikan. Polisi sudah menetapkan Ahok sebagai tersangka. (detikcom)

No comments:

Powered by Blogger.