Ads Top

Karena Negara Terpecah-belah, Seekor Monyet Bisa Picu Perang Antar Suku


Setidaknya 16 nyawa melayang dan 50 orang lainnya terluka akibat bentrokan selama empat hari antara dua suku di Kota Sabha, Libya.

Menurut penduduk setempat, rangkaian kekerasan ini dipicu oleh sebuah insiden ketika seekor monyet milik penjaga toko suku Gaddadfa menyerang sekelompok siswi yang melintas.

Monyet tersebut menarik kerudung salah satu siswi, memancing emosi seorang pria dari suku Awlad Suleiman yang kemudian balas dendam dengan membunuh tiga orang dari suku Gaddadfa dan juga hewan tersebut.

"Perselisihan semakin panas, hari kedua dan ketiga mulai ada yang memakai tank, mortir, dan senjata berat lainnya. Masih ada bentrokan sporadis dan benar-benar tidak ada kehidupan di wilayah terjadinya serangan," ujar seorang penduduk kepada Reuters, Minggu (21/11).

Sejumlah warga lain melaporkan bahwa para pemimpin adat sebenarnya sudah berupaya merancang gencatan senjata agar jasad korban dapat dievakuasi. Namun, upaya tersebut gagal karena kedua suku masih terus saling membalas dendam.

Layaknya wilayah lain di Libya, Sabha juga terus dibayangi konflik sejak pemberontakan yang menggulingkan Muammar Gaddafi lima tahun lalu. Pergolakan itu memecah bangsa Libya ke dalam faksi-faksi yang terus berseteru.

Sabha sebagai pusat pertemuan imigran dan para penyelundup senjata di selatan Libya yang kurang diperhatikan terus menjadi target kesewenangan sejumlah milisi. Kondisi kehidupan di Sabha terus terpuruk sehingga memicu lebih banyak konflik.

Suku Gaddadfa dan Awlad Suleiman sendiri merupakan faksi kelompok bersenjata paling kuat dan berkuasa di wilayah yang terletak 660 kilometer dari Tripoli tersebut. (CNNIndonesia.com)

No comments:

Powered by Blogger.