Karya Monumental Gubernur Nonmuslim Pertama Jakarta, Henk Ngantung
Gubernur ke-7 DKI Jakarta, Henk Ngantung (berdikarionline) |
Henk Ngantung bukanlah seorang yang berlatar belakang birokrat. Pria asal Sulawesi Utara ini adalah seniman otodidak yang banyak menuangkan karya dalam sejumlah lukisan. Sebagai budayawan, bersama Chairil Anwar dan Asrul Sani, dia ikut mendirikan kelompok Gelanggang.
Saat itu, banyak kalangan yang protes atas pengangkatan Henk Ngantung karena alasan statusnya yang nonmuslim. Namun, Bung Karno tak bergeming karena punya pertimbangan lain menjadikan Henk sebagai orang pertama di DKI.
Bung Karno ingin agar Henk menjadikan Jakarta Kece, Jakarta sebagai kota budaya. Henk dianggap memiliki bakat artistik dan sanggup menerjemahkan keinginan Bung Karno.
Intuisi Bung Karno terbukti. Dengan jiwa seninya, Henk menciptakan berbagai karya monumental bersejarah yang masih bisa kita nikmati hingga saat ini. Mulai dari lukisan, lambang institusi negara, hingga rancangan sejumlah monumen bersejarah di Jakarta sebagian merupakan karya Henk Ngantung.
Berikut adalah 3 Karya monumental Henk Ngantung:
1. Tugu Selamat Datang
(henkngantung.blogspot.com) |
Diresmikan Presiden pertama RI Sukarno pada tahun 1962. Tugu Selamat Datang yang menjadi Landmark Ibu Kota Jakarta itu memang dibuat oleh pematung Edhie Sunarso, namun pembuat sketsanya adalah Henk Ngantung.
Dalam buku "Sketsa-sketsa Henk Ngantung Dari masa ke Masa" yang disusun Baharudin M.S, ide pembuatan Monumen Selamat Datang awalnya merupakan gagasan dari Presiden RI Pertama, Ir. Soekarno. Rancangan awal dikerjakan oleh Henk Ngantung, yang saat itu menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta.
Monumen tersebut menggambarkan dua pemuda-pemudi yang sedang melambaikan tangan dan membawa buket bunga. Patung tersebut menghadap ke utara, yang berarti mereka menyambut orang-orang yang datang dari arah Monumen Nasional.
Pembuatan patung ini memakan waktu sekitar satu tahun sejak diresmikan oleh Bung Karno.
2. Lambang Pemprov DKI Jakarta
Karya lain Henk Ngantung yang hingga kini masih dikenang dan selalu diingat oleh warga Jakarta adalah simbol atau lambang Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Selain merancang sketsa Monumen Selamat Datang, Henk Ngantung juga disebut merancang sketsa lambang Komando cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad).
3. Lukisan 'Memanah'
Sebagai seorang pelukis, Henk Ngantung mempunyai banyak karya lukisan yang bagus dan disukai oleh berbagai kalangan. Salah satu lukisan, yang berjudul 'Memanah' bahkan disukai oleh Presiden pertama RI Bung Karno.
"Lukisan bagus. Ini sebuah simbol bangsa Indonesia yang terus, terus, dan terus bergerak maju. Paulatim longius itur!," ucap Sukarno saat pertama kali melihat lukisan itu kepada Henk Ngantung.
Sukarno pun menyampaikan keinginannya membeli lukisan itu. Namun sayangnya, lukisan bergambar orang memanah itu belum rampung.
Kendati demikian, Henk Ngantung tak dapat menolak tawaran Sukarno, Dia pun langsung menyelesaikan lukisannya dalam waktu kurang lebih 30 menit. Setelah selesai, lukisan itu langsung ia berikan pada Bung Karno. Proklamator kemerdekaan RI itu lalu membawa pulang ke rumahnya di Pengangsaan Timur 56, Jakarta.
Tak hanya disukai Bung Karno, 'Memanah' rupanya juga disukai oleh Presiden RI ke-7 Jokowi. Dalam Pameran Seni Rupa Koleksi Istana Kepresidenan Republik Indonesia di Galeri Nasional, Jokowi menyatakan kekagumannya dengan karya Henk Ngantung.
"Karya yang dipamerkan di sini adalah yang terpilih. Jadi, kalau saya ditanya favoritkan karya Pak Henk Ngantung, itu karena sudah dipilih. Hanya 1 persen yang dipilih betul," kata Jokowi, 1 Agustus 2016.
Selain lukisan berjudul Memanah, hasil karya lain yang cukup dikenal yaitu lukisan berjudul 'Ibu dan Anak', yang merupakan hasil karya terakhirnya. (liputan6.com/antara.com)
No comments: