Petra Laszlo, Juru Kamera Penjegal Pengungsi Suriah Akhirnya Minta Maaf
Juru kamera wanita media Hungaria N1TV meminta maaf atas aksi yang dia lakukan dengan menjegal pengungsi tengah berlari menghindari penangkapan petugas di Roszke. Permintaan maaf tersebut disampaikan dalam sepucuk surat kepada harian sayap kanan Magyar Nemzet. Dia mengaku terkejut atas insiden itu, namun menolak tindakannya dilakukan berdasarkan unsur rasisme.
"Kamera tengah merekam, ratusan pengungsi menerobos penjagaan polisi, salah satu dari mereka berlari ke arah saya dan saya takut, kemudian ada yang membentak saya. Saya hanya berpikir bahwa saya diserang dan saya harus membela diri. Sulit untuk membuat keputusan tepat di saat panik," ungkap dia.
Laszlo mengatakan ada seseorang yang membentaknya. Menurut dia, penjegalan itu hanya merupakan reaksi spontan tubuhnya sebagai reaksi atas bentakan itu.
"Saya bukan tidak berperasaan, rasis, juru kamera wanita yang menendang anak kecil. Saya tidak berusaha melawan serangan politik yang ditujukan kepada saya, tidak juga pada ancaman kematian," kata dia.
"Saya hanya seorang ibu pengangguran dengan seorang anak, yang membuat keputusan buruk. Saya benar-benar meminta maaf," kata dia.
Laszlo menyatakan bersedia bertanggung jawab atas tindakan yang sudah dilakukannya. Laszlo telah dipecat oleh pengelola N1TV setelah tindakannya yang terekam kamera diunggah oleh jurnalis Jerman, Stephan Ritcher ke media sosial Twitter. Pihak pengelola menyebut tindakan Laszlo tidak dapat diterima sehingga langsung dipecat.
Kasus penjegalan ini kini telah masuk ke ranah pengadilan. Wakil Kepala Kejaksaan Csongrad Sandor Toro mengatakan saat ini kasus tersebut masih dalam pemeriksaan.
"Dalam proses investigasi, penyidik juga akan melacak keberadaan kasus kriminal yang serius, nantinya bisa digabung," kata Toro.
Insiden ini terjadi pada Selasa lalu. Ratusan pengungsi berlarian untuk bisa masuk ke daerah perbatasan. (merdeka.com)
"Kamera tengah merekam, ratusan pengungsi menerobos penjagaan polisi, salah satu dari mereka berlari ke arah saya dan saya takut, kemudian ada yang membentak saya. Saya hanya berpikir bahwa saya diserang dan saya harus membela diri. Sulit untuk membuat keputusan tepat di saat panik," ungkap dia.
Laszlo mengatakan ada seseorang yang membentaknya. Menurut dia, penjegalan itu hanya merupakan reaksi spontan tubuhnya sebagai reaksi atas bentakan itu.
"Saya bukan tidak berperasaan, rasis, juru kamera wanita yang menendang anak kecil. Saya tidak berusaha melawan serangan politik yang ditujukan kepada saya, tidak juga pada ancaman kematian," kata dia.
"Saya hanya seorang ibu pengangguran dengan seorang anak, yang membuat keputusan buruk. Saya benar-benar meminta maaf," kata dia.
Laszlo menyatakan bersedia bertanggung jawab atas tindakan yang sudah dilakukannya. Laszlo telah dipecat oleh pengelola N1TV setelah tindakannya yang terekam kamera diunggah oleh jurnalis Jerman, Stephan Ritcher ke media sosial Twitter. Pihak pengelola menyebut tindakan Laszlo tidak dapat diterima sehingga langsung dipecat.
Kasus penjegalan ini kini telah masuk ke ranah pengadilan. Wakil Kepala Kejaksaan Csongrad Sandor Toro mengatakan saat ini kasus tersebut masih dalam pemeriksaan.
"Dalam proses investigasi, penyidik juga akan melacak keberadaan kasus kriminal yang serius, nantinya bisa digabung," kata Toro.
Insiden ini terjadi pada Selasa lalu. Ratusan pengungsi berlarian untuk bisa masuk ke daerah perbatasan. (merdeka.com)
No comments: