Ads Top

Pimpinannya Tewas Ditembak, Inilah Pesan Dari Anak Buah Santoso



Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen Tatang Sulaiman mengemukakan Santoso dan kawan-kawan ditembak oleh Pasukan Alfa 29. Pasukan ini merupakan satuan pemukul dari Raider 515 Kostrad.

Kematian Santoso, pemimpin gerakan radikal jaringan Mujahidin Indonesia Timur (MIT), tidak serta merta membuat kelompok ini menyerah dan menghentikan teror kepada pemerintah. Sejumlah anak buah Santoso yang sampai saat ini masih buron, berjanji akan terus berjuang hingga Indonesia menjadi negara Islam.

Seperti disampaikan pengamat terorisme yang juga mantan anggota Negara Islam Indonesia (NII), Al Chaidar, pada VIVA.co.id, Selasa 19 Juli 2016, salah satu anggota Santoso telah berkomunikasi dengan dirinya. Diinformasikan bahwa Santoso telah gugur dalam jihadnya. Mereka berjanji akan tetap berjuang untuk tegaknya Negara Islam.

"Mereka akan terus berjuang sampai tegaknya Negara Islam, sampai Indonesia miliki khalifah sendiri," kata Al Chaidar menirukan ucapan anggota Santoso yang menghubunginya. Kendati demikian, kematian Santoso membuat kelompok itu cukup berduka.

"Saya sempat berkomunikasi dengan anak buahnya, dan dia membenarkan jika yang tewas itu adalah Santoso. Dia bilang, kita sudah ditinggal mujahid yang mati syahid. Mereka sepertinya sangat berduka dengan kejadian ini," ujarnya.

Lebih lanjut Al Chaidar mengatakan, akan melakukan salat gaib untuk Santoso. Sebab ini juga merupakan permintaan langsung salah satu anak buah Santoso saat berkomunikasi dengan dirinya.

"Ya, ini sedang di jalan, setelah ini mungkin saya akan melaksanakan salat gaib untuk almarhum," katanya

Seperti diketahui, pimpinan radikal jaringan Poso itu tewas usai baku tembak dengan aparat di hutan wilayah Tambarana, Poso, Sulawesi Tengah, Senin sore kemarin. Selain Santoso, seorang pria lagi yang tewas akibat pertempuran ini adalah Basri. (viva.co.id)

No comments:

Powered by Blogger.