Ads Top

Rizieq Berniat Laporkan Menkeu dan Gubernur BI soal Logo Palu Arit, Alasannya Tetep...

Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Muhammad Rizieq Shihab bakal melaporkan Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo ke Kepolisian. Keduanya dianggap bertanggung jawab terkait logo mirip palu arit di cetakan uang baru.

"Kami akan laporkan Gubernur BI, Menkeu. Kenapa? Karena Gubernur BI dan Menkeu tanda tangan di uang itu. Artinya mereka bertanggung jawab," kata Rizieq di Gedung DPR, Jakarta Pusat, Rabu (11/1/2017).

Ia menambahkan, "Di samping itu, Peruri (Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia) sebagai pencetak uang ini akan kita laporkan. Termasuk desainer uangnya."
Rizieq menyebut tidak ada respons baik dari pemerintah. Padahal ia sudah pernah memprotes adanya kemiripan logo di lembaran uang dengan gambar palu arit di uang lama.

"Beberapa waktu ketika BI akan menarik uang lama ini, diganti dengan uang baru, kami senang. Artinya diakomodir. Tapi uang baru ini ternyata mengikuti teknologi yang dilakukan di uang lama yang ada kuningnya ini. Akhirnya apa? Di semua uang baru ini, logo palu arit PKI (Partai Komunis Indonesia), ini muncul semua. Jadi kita bisa lihat semuanya muncul," beber dia.

Dia menyebut, logo palu arit mulanya muncul di uang lama. Setelah memprotes, pemerintah mengeluarkan uang baru. Tapi kata dia, teknologi yang diterapkan pada uang lama dilakukan lagi pada uang baru.

"BI mengklarifikasi ini teknik pengamanan agar tidak bisa dipalsukan. Tapi sudah dijawab MUI (Majelis Ulama Indonesia), kenapa teknologi ini tidak dilakukan di bagian lain? Kenapa harus dibagian BI-nya, sehingga membentuk palu arit," kata Rizieq.

Rizieq sempat memprotes keras. Karena tindakan itu ia mengaku justru dilaporkan ke Polda Metro Jaya. Dia mengatakan akan melaporkan balik Gubernur BI dan Menkeu.
Kendati demikian, Rizieq bakal memaafkan BI bila meminta maaf dan mengklarifikasi atas logo yang mirip palu arit tersebut.

"Silakan minta maaf kepada bangsa ini dan berkomitmen tidak mencetaknya lagi yang sudah terlanjur dicetak, apa boleh buat. Mungkin kita bisa memaklumi," kata dia. (Metrotvnews.com)

No comments:

Powered by Blogger.