Ads Top

Ahok Datangi Rumah Almarhumah Nenek Hindun. Apa yang disampaikan?

Pertemuan antara Ahok dan pihak keluarga nenek Hindun, Senin 13 Maret 2017
Cagub DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mendatangi rumah almarhumah Nenek Hindun. Apa yang disampaikan Ahok ke keluarganya?

Ahok datang sekitar pukul 09.15 WIB, Senin (13/3/2017) dengan mengenakan kemeja putih bergaris biru. Sebelum masuk ke gang sempit rumah kediaman almarhum Nenek Hindun, Ahok sempat berbincang sejenak dengan warga.

Pertemuan antara Ahok dan pihak keluarga Nenek Hindun sendiri dilangsungkan secara tertutup. Media hanya diberi waktu sebentar untuk mengabadikan kedatangan Ahok di rumah tersebut. Terlihat Ahok duduk bersila dan berbincang dengan anggota keluarga Nenek Hindun.


“Saya titip doa supaya dilapangkan jalan kuburnya Bu Hindun. Saya kira sudah banyak imbauan. Saya kira sudahlah kita ikutin ajaran agama saja yang benar. Jangan dipolitisir,” ujarnya, Senin (13/2/2017), usai mengunjungi  keluarga alm nenek Hindun, di  binti Raisman (78) Warga Jalan Karet Karya II, RT 009 RW 05, Setiabudi, Jakarta Selatan.

Sebelumnya diberitakan, sejumlah warga menolak mensalatkan almarhum nenek Hindun, diduga karena dia memilih pasangan Ahok-Djarot dalam Pilkada DKI Jakarta.

Calon gubernur petahana ini juga berharap agar peristiwa penolakan salati jenazah ini tidak dibesar-besarkan. Baginya, peristiwa yang menimpa Nenek Hindun sesuatu yang memalukan.

“Teman-teman media juga jangan tulis lagi. Tutup saja kasus ini. Ini adalah hal yang memalukan buat bangsa kita. Gak usah cerita-cerita lagi lah. Yang penting sekarang kita doakan supaya almarhumah dilapangkan jalan kuburnya,” tambah Ahok.

Sebelumnya, Sunengsih (46), putri Hindun, menuturkan ibunya meninggal Selasa (7/3) lalu. Dia menuturkan, setelah memandikan jenazah di rumah, dirinya lalu menghubungi pengurus musala Al Mu'minun yang berada di dekat rumahnya.

"Saya ngomong ke Ustaz Syafi'i (pengurus musala -red), 'Pak Ustaz ini ibu saya minta disalatkan di musala bisa nggak?' Pak Ustaz langsung jawab, 'Nggak usah, Neng, percuma. Udah di rumah aja. Entar saya pimpin'. Memang benar sih dia pimpin, saya bilang ya udah," tutur Sunengsih saat ditemui di rumahnya, Jl Kramat Raya 2, Gang CC, RT 9 RW 5, Kelurahan Karet, Setiabudi, Jakarta Selatan, Sabtu (11/3/2017).

Meski menerima jenazah ibunya disalatkan di rumah, Sunengsih menyimpan penyesalan karena tak bisa memenuhi keinginan ibunya disalatkan di musala. Terlebih setelah muncul isu musala Al Mu'minun memang menolak menyalatkan jenazah pendukung dan pembela penista agama.

Dua hari setelah jenazah Hindun dimakamkan, cerita Sunengsih ini mengalir dari mulut ke mulut hingga sampai ke telinga lurah dan camat. Lurah dan camat sampai datang ke rumah Sunengsih, yang kemudian mengadukan kabar soal penolakan menyalatkan jenazah di musala Al Mu'minun.

Soal spanduk penolakan mensalatkan jenazah yang sempat dipasang di Musala Al Mu'minun, Abdurrahman tak mau bicara banyak. Dia mengatakan itu merupakan inisiatif warga. Namun dia mengaku tak tahu siapa yang memasang. "Dalam arti perbedaan tidak ada masalah memang berbeda-beda. Spanduk ada, ya itu jemaahnya atas persetujuan jemaah yang massa Islam mungkin," ujarnya.

No comments:

Powered by Blogger.