Ads Top

Konyol, Inilah Lima Fakta KPK-Ahok, Objektiflah Menilai, Bukan Katanya-katanya Doang

Basuki Tjahaja Purnama (ahok)

Kasus proyek RS Sumber Waras bermula saat Pemprov DKI membeli lahan milik Yayasan Kesehatan Sumber Waras senilai 800 Miliar, BPK menilai Pemprov DKI membeli lahan dengan harga yang sangat jauh lebih mahal dari seharusnya, sehingga mengakibatkan kerugian negara sebesar 191 miliar.

Ketika Ahok dipanggil Ke gedung KPK sebagai saksi dalam kasus dugaan korupsi pembelian lahan RS Sumber Waras, beberapa pengunjuk rasa membawa bendera dan spanduk bertuliskan "Gerakan Pribumi Indonesia" dan Forum Betawi Rempug yang meneriaki "AHOK MALING" dan menuntut KPK menyelidiki Ahok. Selama 12 jam Ahok diperiksa penyidik, kepada publik, Ahok mengatakan diberondong 50 pertanyaan, tentu saja para lawan politiknya berharap ketika Ahok keluar gedung KPK memakai baju rompi warna orange bertuliskan "Tahanan KPK", nyatanya selama 12 Jam pemeriksaan, Ahok keluar gedung KPK masih memakai baju batik yang sama.

Ada beberapa alasan yang membuat Ahok belum saatnya disebut Maling.

Pertama, KPK belum mengecek dompet dan ATM Ahok, keluarga Ahok, anak istri Ahok apakah benar 191 miliar tersebut masuk ke dalam kantong Ahok? apakah benar ada penggelembungan duit di dompet Ahok? sebuah pembuktian bahwa Ahok benar-benar "maling" yang selama ini diasumsikan masyarakat.

Kedua, Asumsi masyarakat terkait persoalan kongkalingkong Ahok dengan KPK ternyata tidak benar, nyatanya selama 12 jam Ahok diberondong 50 pertanyaan, dan baru keluar pada waktu magrib sekitar jam 21.30 Wib, artinya KPK benar-benar serius menggarapAhok, KPK tidak bermain curang atau melakukan sikap membela kepada Ahok yang selama ini dituduhkan sebagian oknum pejabat dan para pengunjuk rasa.

Ketiga, yang mengatakan Ahok maling, lagi-lagi hanya orang-orang itu saja, percis dengan omongan Ahok beberapa waktu silam bahwa yang berunjuk rasa mendemo dirinya terkait lahan RS Sumber waras atau Reklamasi Pulau Utara Jakarta hanya orang-orang itu saja atau pejabat itu itu saja, sehingga publik menjadi ragu atas pernyataan para penduduh tersebut dan masih yakin bahwa Ahok tidak bersalah.

Ke empat, Ahok mengatakan BPK Ngaco, yang menurutnya Badan Pemeriksa Keuangan tersebut mengaudit pembelian lahan RS Sumber waras tanpa ijin Pemprov DKI, atau tanpa melalui prosedur yang seharusnya dilakukan.

Ke lima, Ahok bersikukuh dengan data yang ada di tangannya saat dibawa ke gedung KPK, artinya BPK mempunyai data, FPI mempunyai data yang sama dengan BPK, Lulung Cs juga mempunya data yang sama dengan BPK. Ahok juga mempunyai data sendiri yang tentunya berbeda dengan BPK FPI atau Lulung Cs, hal inilah yang menghambat upaya KPK dan akan mengevaluasi ulang data mana yang benar antara Ahok ataukah BPK? tentu saja dalam hal ini publik (masih) lebih percaya kepada data yang dibawa Ahok, sebab Pemprov DKI lah yang membeli lahan tersebut di "lapangan" bukan BPK, FPI atau lulung Cs yang cuma duduk sambil "Nonton" pembelian lahan.

Akhir kata, KPK belum menetapkan Ahok sebagai Tersangka, KPK tentu mempunyai inteligen yang lebih profesional, didukung hukum yang lebih besar dan lebih dipercaya ketimbang BPK atau data dan bukti yang dibawa Ahok. Artinya selama KPK belum mengetok palu menyatakan Ahok sebagai tersangka, Kenapa Para demonstran dan oknum pejabat tersebut sudah meneriaki AHOK MALING? seolah mereka sedang menggiring publik menyatakan bahwa AHok benar-benar seorang Koruptor ?. Ketika Ahok mengatakan "BPK Ngaco" ketua BPK Harry Azhar Azis pun menantang Ahok agar berbicara di pengadilan, patut kita tunggu apakah Ahok benar-benar berani berbicara di pengadilan melawan ketua dan Tim BPK ?. tentu saja publik dan media seharusnya bersikap NETRAL dalam urusan mengadili Ahok, jangan terbawa emosi atau dendamkesumat akibat penggusuran rumah, atau terpengaruh kebencian dan pembelaan terhadap salah satu antara oknum pejabat DPRD dengan Ahok, publik seharusnya dijaga oleh media jangan sampai terpengaruh oleh beberapa oknum yang memang sedari awal sudah BENCI dan ingin menjatuhkan Ahok.

Patut kita tunggu persidangan dan pemeriksaan KPK lebih lanjut, jelasnya KPK menggarap Ahok selama 12 jam itu bukanlah sebuah permainan atau kongkalingkong yang selama ini diasumsikan masyarakat, itu sebuah keseriusan dari KPK tentunya. Maka publik perlu mendukung upaya KPK, ketika Ahok sampai detik ini belum dijadikan tersangka, kenapa Ahok malah diteriaki MALING ? Jika Ahok sudah ditetapkan tersangka, barulah semua manusia dimuka bumi berhak berteriak "KAMU MALING" tepat didepan wajah Ahok.

Publik harus obyektik dalam menilai seseorang, dengan berdasarkan bukti bukan hanya praduga dan asumsi semata, apalagi intervensi dari lawan politik Ahok yang selama ini bilang Ahok Maling berdasarkan katanya-katanya saja. PERTANYAAN selanjutnya, Bagaimana kalau Ahok bukan Maling ? Bagaimana jika Ahok bersih? Nah loh... Apakah Aparat Hukum atau inteligensi Negara SIAP mengusut para oknum dan lawan politik Ahok tersebut ? Tentunya mengusut dengan alasan FITNAH dan memperburuk citra dan ketenangan negara, sehingga orang-orang KONYOL yang selama ini meneriaki Ahok Maling, diciduk di tangkap dan dijebloskan kedalam penjara. Perlu kiranya jawaban tersebut juga dipublikasikan kepada masyarakat agar tidak ada lagi orang-orang yang bermain atau bermain-bermain dengan memperburuk citra seorang pejabat, sehingga perkelahian Ahok VS DPRD semakin berimbang, semakin asik dan semakin seru.

Penulis tentu saja berharap Indonesia bersih dari Korupsi, Koruptor dan maling-maling duit rakyat. (*)

Selamat menikmati Politik.
Asep Bahtiar Pandeglang


Sumber: Kompasiana

No comments:

Powered by Blogger.