Ads Top

5 Fakta Penyebab Bentuk Payudara Kendur

Menurut pakar bedah dan spesialis payudara, Ian Laidlaw, dari Frimley Park Hospital, bagian tubuh wanita yang paling terpengaruh oleh gravitasi ternyata adalah payudara. Bahkan sejak payudara mulai tumbuh di dada si ABG, payudaranya sudah berpotensi mengalami penurunan.

Payudara yang menurun bisa memberikan efek psikologis yang serius untuk kaum wanita, karena bagian terbesar dari feminitas perempuan adalah payudara. Payudara yang mengendur itu sesuatu yang bisa diprediksi, namun bisa memberikan pengaruh yang mendalam. Ketika mereka tidak mampu mengontrol perubahan pada payudara, mereka akan merasa rendah diri, citra tubuh yang menyimpang, merasa tidak menarik, dan tidak berharga," paparnya.

Di dunia kedokteran, kondisi payudara yang mengendur (ptosis) terjadi dalam tiga tahap.
  • Tahap pertama terjadi pada payudara yang baru tumbuh, puting biasanya terletak di atas garis di mana lipatan di bawah payudara bertemu dengan dada (inframammary fold).
  • Tahap dua, puting berada sekitar 2,5 sampai 7,5 cm di bawah titik tersebut. 
  • Tahap ketiga, payudara akan bergantung lebih dari 3 cm di bawahnya. Putingnya sendiri akan menghadap ke bawah. Perempuan dengan payudara yang besar, puting payudaranya akan menurun 10-11 cm sepanjang hidupnya, mendekati garis pinggang.
Berikut ini adalah 5 fakta penyebab bentuk payudara kendur:

1. Gen
Kemampuan payudara untuk tetap di tempatnya tergantung pada gen-gen yang mengatur berapa banyak lemak, kelenjar, dan jaringan konektif yang terkandung di dalamnya.
Umumnya semakin banyak jaringan konektif dan kelenjar yang dimiliki, maka akan semakin kencang dan semakin "mengapung" payudara.

2. Ukuran
Ukuran besar juga memengaruhi seberapa kencang payudara. Semakin besar maka akan semakin tegang kulit dan jaringan pengikat pendukungnya, sehingga akan meregang secara permanen jika ditekan terus-menerus.

3. Hormon Oestrogen
Penampilan payudara juga dipengaruhi oleh hormon oestrogen, hormon seks wanita, yang awalnya juga membuat payudara tumbuh. Oestrogen menstimulasi perkembangan jaringan dari saluran susu.
Setiap bulan, seiring siklus menstruasi, kadar oestrogen meningkat untuk menyiapkan tubuh wanita menghadapi potensi kehamilan. Salah satu efeknya, menstimulasi jaringan payudara dengan membuatnya mengembang dan menahan cairan.

Setelah menopause, ketika kadar oestrogen menurun, saluran dan kelenjar susu mulai menyusut sehingga payudara terasa kosong. Jaringan yang membuat payudara kencang juga mengerut dan digantikan oleh lemak, menjadi lebih berat dan kurang mampu menahan gravitasi.

 4. Perubahan berat badan
 Perubahan berat badan juga mempengaruhi kekenduran payudara karena payudara terdiri atas lemak dan kelenjar susu.
 Tujuhpuluh persen lemak bercampur dengan kelenjar untuk membentuk payudara itu sendiri. Lemak sisanya terdapat pada lapisan di bawah kulit. Ketebalan lemak inilah yang cenderung berubah-ubah ketika berat badan Anda bertambah atau berkurang.

Jika lapisan ini menebal secara dramatis, lalu menipis lagi akibat berat badan yang naik-turun, lapisan itu akan meregangkan kulit pendukungnya secara permanen. Hasilnya, payudara pun makin turun. Ketika lemak lebih berat, semakin sulit untuk mendukungnya.

5. Kehamilan
Di luar dugaan, ternyata menyusui tidak menyebabkan payudara menurun, menurut riset, justru masa kehamilan-lah yang menyebabkan payudara bisa menurun. Sebab, saat hamil, kelenjar susu akan mengembang dan berkontraksi. Karena semakin besar payudara, maka semakin tegang kulit dan jaringan pengikat pendukungnya. Kulit pun akan meregang secara permanen.

Sebuah studi di Amerika yang melibatkan 132 perempuan yang berniat melakukan pembesaran atau pengencangan payudara, lebih dari separuhnya pernah menyusui setidaknya satu anak selama rata-rata sembilan bulan. Ternyata, tidak ada perbedaan dalam tingkat kekenduran payudara di antara perempuan yang pernah atau belum pernah menyusui. (kompas.com)

1 comment:

Powered by Blogger.