Ads Top

Duh! Jaman Aplikasi Online, Cinta Ditolak Teror Order Fiktif Go-Food Bertindak

Kisah 'teror' order makanan fiktif driver ojek online dialami Petugas Penanganan Sarana dan Prasarana Umum (PPSU) atau yang dikenal dengan pasukan oranye bernama Ahmad Maulana (28). Pria yang karib disapa Dafi itu bercerita seorang perempuan berinisial A menjadi dalang dibalik teror tersebut.

Dafi menduga wanita berinisial A menjadi penyebab teror order fiktif Go-Food yang dialamatkan padanya. Saking jengkelnya, jika bertemu lagi dengan A, Dafi berkeinginan membawa polisi dan driver ojek online langsung ke hadapan A.

Diketahui awal perkenalan Dafi dengan A dimulai pada awal Juni lalu. Pertama kali Dafi mengenal A melalui Facebook hingga kemudian bertemu dengan A di kediamannya di kawasan Kayu Manis, Matraman, Jakarta Timur.

"Ketemu pertama di depan gang rumahnya di (daerah) Kayu Manis. Hari ketiga silaturahmi dengan orangtuanya, ternyata orang tuanya pengen jodohin anaknya ke saya. Tapi saya nggak suka, dia bilang, 'Kalau kamu suka sama anak saya, saya jodohin'," ujar Dafi.

Setelah bertemu langsung Dafi mengaku tidak menyukai A karena penampilannya berbeda dengan foto profil A di FB. Penolakan itu disampaikan Dafi melalui aplikasi pesan singkat Blackberry Messenger (BBM) dan WhatsApp (WA). Sejak saat itulah teror order fiktif layanan Go-Food itu bermula.

"Sampai di rumah saya jawab terus terang saya nggak suka sama si Ati lewat BBM, WA. Hari keempat, sorenya dia mulai neror, pertama kali (makanan) datang rumah, yang terima saya dan orang tua. Saya ngotot gak mau bayar, tapi orang tua bayarin," jelasnya.

Selama seminggu, Dafi mengaku mendapat 20 kali pesanan Go-Food yang dialamatkan ke dirinya. Pertama kali rumahnya disambangi driver Go-Food yang mengantarkan pesanan Bebek Kaleyo. Padahal Dafi tidak pernah merasa memesan makanan tersebut.

"Pertama kali Bebek Kaleyo seharga Rp 350 ribu itu 3 boks, Rp 350 ribu kali tiga berapa tuh? Rp 1 jutaan, terus nasi goreng seharga Rp 200 ribuan 4 porsi, jadi harus bayar Rp 800 ribu, ternyata saya tolak. Saya ga pesan, bayar yang pertama doang, saya bayar, yang kedua Martabak Boss, seharga Rp 250 ribu. Ternyata yang kirim ada 3 martabak, saya tolak karena tidak merasa pesan," ujar Dafi.

Dafi mengatakan, dia sempat membayar order Go-Food tersebut. Tapi lama-lama dia merasa dompetnya semakin menipis hingga akhirnya dia menolak pesanan tersebut. Tidak hanya Go-Food, peneror pun melakukan order fiktif dengan aplikasi Grab Food.

Merasa terganggu dengan teror order palsu itu, Dafi melaporkan kejadian tersebut kepada polisi. Tidak hanya itu, Dafi juga melapor ke manajemen Grab dan Go-Jek. Tapi laporan untuk menutup akunnya itu belum direspons.

"Saya lapor ke polisi ke Polsek Tanah Abang, lapor dengan kedua belah pihak. Mbak dari ojek online Grab saya ceritain gini-gini, tapi belum ada tanggapan, habis dari Grab muncul Go-Jeknya," ucapnya.

Dafi berharap wanita yang menerornya dengan order fiktif Go-Food itu bisa ditangkap. Menurutnya, tingkah polah wanita itu sudah keterlaluan dan merugikan.

"Pengen tangkep aja pelakunya, kasian ojek online tanggung jawabnya, punya anak istri. Kasihan penghasilan kecil sampai ditipu, kan nggak bisa balikin lagi duitnya," harapnya.(detik.com)

No comments:

Powered by Blogger.