Selamat Menjalani Proses Hukum Pak Ahok, Geloramu Untuk Mengubah Jakarta Tetap Kami Kibarkan!
Saya sudah tinggal di Jakarta 32 tahun. Pertama ke Jakarta
umur 12 tahun, pada saat Bang Ali jadi Gubernur. Dari Medan, kota yg
kacau balau, tidak ada transportasi publik kecuali becak mesin dan bemo,
saya terkagum-kagum dengan bus-bus di Jakarta yang besar dan rapih, ada
yang bertingkat, sehingga Alm Ayah membawa saya berkeliling Jakarta
naik bus. Waktu itu pohon-pohon baru ditanam Bang Ali jadi kesejukannya
belum terasa. Jakarta masih panas dan gersang.
Saya kagum bagaimana rapihnya terminal bus lapangan Banteng
dan WCnya yang sangat bersih, tidak bau dengan air yang mengalir deras.
Saya menyaksikan Bang Ali menggampar satu supir bus yg parkir
sembarangan dan kemudian Bang Ali naik ke bus tsb dan langsung
memarkirnya dengan benar. Saya menjadi fans Bang Ali. Waktu itu Gelora
Bang Ali terasa di tiap sudut kehidupan Jakarta.
Saya telah merasakan 5 orang Gubernur silih berganti, baru
merasakan gelora yang sama seperti gelora Bang Ali tahun 70-an, selama
Gubernur dijabat Ahok. Gelora untuk berubah dan maju terasa di setiap
denyut kehidupan Jakarta.
Mulai PNS di Kelurahan yg ramah dan cekatan, adanya QLUE
tempat mengadu, acara tiap pagi di Balai Kota, riol yg dibersihkan terus
menerus dan ditambah, diperluas, trotoar dibangun, RPTRA, sungai yg
bersih, Puskesmas di Kecamatan saya jadi RS, dan dikelurahan saya
Puskesmas pembantu ditingkatkan Puskesmas Kecamatan, dll, gelora
perubahan terasa di setiap denyut kehidupan Jakarta.
Di sisa umur, saya ingin merasakan denyut itu berdetak
terus 5 tahun ke depan dan 5 tahun ke depan lagi, saya ingin anak dan
cucu saya bangga menjadi orang Jakarta.
Saya tidak perduli pada mulut
Ahok yang kata orang tidak santun. Saya toleran terhadap kekerasan Bang
Ali, saya juga toleran terhadap mulut Ahok yg jeplak kata orang Betawi.
Ahok memberikan kepercayaan pada rakyat bahwa ada politisi
yang memang bekerja untuk rakyat, bersih dari korupsi, transparan tetapi
tetap tegas dan berani melawan siapapun.
Hari ini, barangkali Ahok akan ditahan, demi untuk
menentramkan dan mendinginkan suhu politik. Mata saya berkaca-kaca,
satu-satunya Gubernur setelah Bang Ali yg telah berbuat begitu banyak
untuk rakyat dan untuk kota Jakarta, di bully, dianiaya, perkataannya di
blow up di luar proporsi, dengan kedok agama yg tidak ada maslahatnya
untuk umat, hanya karena beliau tidak bisa dikalahkan dengan janji-janji
program.
Tidak ada gading yang tak retak, tidak ada manusia yang
sempurna. Ahok barangkali lemah dalam menjaga kata-kata yg keluar dari
mulutnya, karena beliau memang sangat polos, tulus, tidak dipoles
apapun, sehingga kelemahannya terekspose secara sempurna untuk
dimanfaatkan oleh musuh-musuhnya.
Pak Ahok, selamat menjalani proses hukum, kalau ditahan,
jalankan saja dengan tabah dan sabar, karena kami rakyat Jakarta tahu
kau ditahan bukan karena korupsi. Geloramu untuk mengubah Jakarta tetap
kami rasakan dan tetap kami kibarkan.
Selamat berjuang di ranah hukum, kami tetap bersamamu, Pak Ahok. #GeloraAhok (Oleh Emmy Hafild)
No comments: