Ads Top

Krisis Pengungsi: Polisi Hungaria Tutup Rute Migrasi Favorit Ke Eropa Barat

Polisi anti huru-hara Hungaria menggunakan gas air mata dan meriam air di perbatasan negara itu dengan Serbia setelah kelompok pengungsi mencoba menerobos penghalang untuk memasuki Uni Eropa.
Kerumunan pengungsi asal Timur Tengah yang tampak putus asa, kini terdampar di Serbia setelah Hongaria menutup perbatasan terakhir di perbatasan antara kedua negara pada Selasa, 15 September kemarin, penutupan ini otomatis menutup rute migrasi terpopuler menuju Eropa Barat.

Di Horgos, Serbia, yang berbatasan dengan Hongaria, reporter CNN Ben Wedeman mengatakan demonstrasi dimulai ketika beberapa pendatang meminta diberi waktu 2 jam kepada otoritas Hungaria agar membuka pintu gerbang sebelum mereka berusaha untuk menerobos.

Ketika kelompok tersebut mulai memaksa masuk, pasukan keamanan Hungaria, yang telah membawa kendaraan lapis baja, merespons dengan gas air mata dan meriam air.

Tensi kembali memanas setelah para pengungsi menunggu efek gas air mata mereda lalu kemudian bergegas kembali mencoba menerobos pagar perbatasan, diiringi lembaran botol dan batu kepada pasukan Hungaria.

Seorang pengungsi bersikeras ia dan rekan-rekannya tidak akan kembali dan terus bertekad untuk menyeberangi perbatasan ke Hongaria. Pria Irak muda dari Karbala ini tampak menunggu di samping pagar dan berniat untuk pergi.

"Kami akan menunggu di sini selama enam tahun jika perlu," katanya. "Kami tidak memiliki apa-apa lagi untuk dipertaruhkan!"

Seorang pengungsi Suriah dari Aleppo mengatakan ia tidak bisa mengerti mengapa Hungaria tidak akan membiarkan mereka lewat.

"Kami ingin lolos ke Jerman, Austria, Hongaria, Denmark," kata pria itu, kata-katanya ditujukan pada Perdana Menteri Hungaria. "Tidak ada yang ingin tinggal di negara Anda."

sumber:CNN

No comments:

Powered by Blogger.