Ads Top

Kenapa Kita Harus Peduli?



Sebelum hancur oleh perang saudara, Suriah sebenarnya termasuk negara yang cukup stabil secara politik dan ekonomi di kawasan Timur Tengah. Awalnya mereka tidak terpikir bahwa kebangkitan kaum radikal akan bisa meluluhlantakkan negeri mereka. Agama adalah urusan pribadi, tidak perlu diributin, mungkin begitu pikiran mereka. Tapi ketika ternyata angin yang awalnya dianggap cuma sebagai angin sepoi-sepoi itu tiba-tiba berubah menjadi badai topan dan tornado yang menghancurkan negara mereka, maka kagetlah mereka. Segalanya sudah terlambat dan tiba-tiba banyak kepala yang terlepas dari badannya.

Begitu juga di Indonesia. Pasca reformasi 1998 kelompok radikal sudah mulai bergeliat dan tidak segan lagi menunjukkan identitasnya. Mereka yang di masa Orde Baru hanya bisa bergerak di bawah tanah kini tanpa malu dan ragu sudah terang-terangan tampil dan mendeklarasikan diri mereka. Selama hampir 20 tahun mereka bebas bergerak dan menguasai masjid-masjid dan kampus-kampus bahkan indoktrinasi juga sudah mulai dilakukan sejak tingkat TK. Mereka bebas melakukan sweeping, menutup tempat-tempat ibadah lain dan menyebarkan fitnah, makian, berita bohong dan kebencian di media sosial tanpa takut dikenai sanksi. Banyak keluhan disampaikan oleh masyarakat namun pemerintah tetap saja tidak berani bertindak tegas karena takut disebut "menindas agama" yang kemudian mengakibatkan gelombang protes yang lebih besar.

Tapi keadaan mulai berubah pasca Ahok menjadi martir dan dijebloskan ke penjara. Benar Ahok bersalah, tapi dia juga sudah minta maaf. Namun kesalahannya yang tidak disengaja itu telah dieksploitasi sedemikian rupa untuk menjebloskannya ke penjara dengan menafikan segudang prestasi dan jasa yang telah diperbuatnya untuk rakyat Jakarta. Sejak kasus inilah pemerintah mulai bersikap tegas dan tidak mau kecolongan lagi.

Di Pilpres 2014 Jokowi difitnah kafir, PKI, antek Cina dan seabrek fitnah lainnya. Tapi setelah menang dan menjadi presiden dia bisa memaafkan dan tidak membalas dendam terhadap pihak-pihak yang memusuhinya. Tapi setelah Ahok dipenjara sepertinya pemerintah mulai berpikir serius untuk menangani kelompok radikal dan menindak tegas mereka agar jangan sampai kasus Suriah terjadi di Indonesia. Akhirnya satu persatu kasus mereka mulai diusut. Penyebar hoax di medsos dan pelaku persekusi mulai dituntut dan dikenakan hukum. Tokoh radikal yang selama 20 tahun ini seolah kebal dari hukum kini juga mulai dijerat dengan belasan kasus. Beberapa ormas intoleran juga sudah diagendakan untuk dibubarkan oleh pemerintah sesuai jalur hukum.

Sepertinya kali ini pemerintah benar-benar serius dan tidak main-main lagi. Terlalu besar taruhannya bagi bangsa ini jika kasus Suriah terulang di negeri ini. Benar, memang ada pertarungan di tingkat global yang mengakibatkan semua ini terjadi. Ketidakadilan Amerika atas masalah Palestina juga turut memicu bangkitnya kelompok ini. Tapi apa harus konflik di belahan negara lain turut diimport untuk memecah belah negeri ini? Kita semua harus turut berjuang atas kemerdekaan Palestina (dan juga Tibet). Tapi sungguh sia-sia jika perjuangan tersebut dilakukan dengan cara menghancurkan negeri sendiri.

Tapi bagaimanapun mereka juga bagian dari anak negeri ini. Mereka harus dirangkul, dibina dan disadarkan. Dalam sebuah keluarga, jika ada seorang anak yang nakal dan menjadi liar maka tidak seharusnya dia dibuang. Justru dia harus dibimbing dan ditunjukkan jalan yang lebih baik dan lebih benar. Meskipun ini bukan upaya yang mudah tapi tetap harus dikerjakan.

Untunglah bangsa ini masih punya NU sebagai ormas Islam terbesar yang konsisten menjaga keutuhan NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika. NU harus lebih didekati dan diajak kerjasama oleh pemerintah serta difasilitasi agar bisa menjalankan peran aktifnya untuk membimbing masyarakat. Jika hal ini tidak dilakukan maka kekosongan tersebut akan diisi oleh berbagai kelompok radikal yang akan makin berkembang dan diminati karena masih rendahnya tingkat intelektualitas masyarakat dan kesenjangan / kecemburuan ekonomi yang terjadi di masyarakat kita.

Kini saatnya silent majority bangkit dan bersuara. Sudah bukan waktunya lagi mereka diam dan hanya duduk nyaman menyaksikan berita di depan teve sambil menikmati secangkir kopi dan tetap merasa aman-aman saja. Kita tidak tahu kapan angin berubah dan tiba-tiba banyak kepala yang terpisah dari badan seperti yang terjadi di Suriah. Mari dukung upaya pemerintah untuk menegakkan hukum dan melakukan deradikalisasi serta kontra-terorisme. Mari dukung ormas moderat seperti NU untuk lebih bisa membimbing dan memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai Islam yang damai dan rahmatan lil alamin.

Salam Waras,
Muhammad Zazuli

No comments:

Powered by Blogger.