Ads Top

5 Hal Unik Seputar Kasus Jam Digital Ahmed Mohamed

Beragam cuitan menanggapi penangkapan Ahmed.
Penangkapan Ahmed Mohamed (14 tahun) seorang remaja muslim asal Irving, Texas, Amerika Serikat terkait jam rakitan kreasinya yang dicurigai sebagai bom telah mematik reaksi solidaritas besar-besaran di media sosial. Ahmed diamankan oleh pihak kepolisian di sekolahnya, di hadapan teman-teman sekelasnya dan harus menjalani interogasi berjam-jam.

Reaksi di media sosial, terutama twitter tampak menonjol, tagar #IStandWithAhmed pun bertebaran di timeline tokoh-tokoh terkenal dunia, mulai dari presiden Barack Obama hingga pendiri Facebook, Mark Zuckerberg. Muncul komentar-komentar yang dominan menyinggung perihal islamofobia, yang mungkin masih menghantui sebagian warga AS.

Berikut adalah 5 hal unik dan menarik seputar kasus Ahmed Mohamed:

1. Jam Digital Dalam Kotak Pensil

Foto jam buatan Ahmed yang menjadi sumber masalah telah banyak ditampilkan ke publik media, bertepatan dengan konferensi pers seputar pembebasannya. Sejumlah portal berita keliru menyebutnya sebagai tas. Ternyata jam itu dibangun di atas kotak pensil sederhana. Kotak pensil itu juga dijual di Amazon, dengan harga USD12,75 per buah.
Analisis atas bahan dasar jam itu juga disampaikan oleh pemimpin redaksi majalah teknologi "Make". Make adalah majalah dua bulanan asal AS, yang banyak menngulas soal proyek-proyek Do It Yourself, terutama di bidang teknologi.

2. Akun Terverifikasi @IStandWithAhmed

Ahmed dibebaskan pada 16 September 2015, bertepatan dengan kebebasannya, Twitter merilis data percakapan #IStandWithAhmed sepanjang 16 September 2015, ada lebih dari 370 ribu kicauan di timeline. Adapun laju percakapannya sempat menyentuh angka 1.900 kicauan per menit.

Akun Twitter @IStandWithAhmed juga mendapat lencana centang biru, tanda terverifikasi sebagai milik Ahmed. Hingga hari ini (19 September 2015: 00:41), akun itu melesat dan memiliki lebih dari 93 ribu follower (hanya dalam waktu 3 hari saja). Kicauan pertamanya pada 16 September 2015. Saat itu, Ahmed menyampaikan terimakasih atas pemberitaan Dallas Morning News. Salah satu media yang memberitakan kasus ini sejak awal terjadi.

3. Kemiripan Dengan Kisah Pendiri Apple

Kasus Ahmed juga memunculkan hal unik dan pengalaman hampir serupa yang pernah dialami oleh 2 pendiri Apple, Steve Jobs dan Steve Wozniak. Uniknya, baik Ahmed Mohamed dan mendiang Steve Jobs, adalah sama-sama anak keturunan imigran di Amerika, Ahmed imigran asal Sudan, sedangkan Steve Jobs merupakan anak seorang imigran Suriah.

Pengalaman mirip disampaikan oleh Steve Wozniak yang pernah disangka membawa "bom" di sekolah. Saat itu, Wozniak iseng membuat metronom elektronik (pengatur tempo), yang sengaja ditempatkan pada loker milik temannya. Bila loker dibuka, metronom akan berbunyi lebih cepat, mirip bunyi hitungan mundur yang kerap diidentikkan dengan bom waktu. Karena peristiwa itu, Wozniak harus meringkuk di ruang tahanan semalaman.

4. Profil Menarik Mohammed Elhassan

Ayah Ahmed ternyata memiliki profil menarik. Mengutip dari portal berita Vox, Mohammed Elhassan, Ayah Ahmed Mohamed adalah seorang imigran asal Sudan yang pernah dua kali mencalonkan diri sebagai presiden negara yang terletak di timur laut benua Afrika itu. Jejak pencalonan itu, masih bisa dilihat dalam arsip situs web kampanyenya pada tahun 2010. Mohamed juga menjadi salah satu pengacara pembela muslim, saat kasus pembakaran Al-Quran oleh pendeta Terry Jones di tahun 2012.

5. Petisi Tuntutan Permohonan Maaf

Di Change.org, muncul petisi yang meminta kepolisian Irving, dan MacArthur High School (tempat Ahmed bersekolah) meminta maaf atas kasus ini. Hingga 18/9/2015, tercatat petisi itu telah menghasilkan lebih dari 7 ribu dukungan.

Kepala Polisi Irving, Larry Boyd telah mengatakan bahwa insiden itu sebagai "kecelakaan naif". Sementara Direktur Komunikasi MacArthur High School, Lesley Weaver mengatakan  siap menyambut Ahmed kembali ke sekolah.

Sementara Ahmed dalam konferensi pers, mengatakan bahwa dirinya berpikir untuk pindah sekolah.(beritagar.id/@srikandiblogger)

  

No comments:

Powered by Blogger.